Tugas: Literatur Review Fisika Radioterapi Lanjut
PENGGUNAAN FOSFOR RADIOAKTIF DAN
TESTOSTERON PADA LESI TULANG METASTATIK DARI PAYUDARA DAN PROSTAT
Oleh:
J. R. Maxfield, JR., M.D., Jack G.S. Maxfield. M.D., and William S. Maxfield.
M. D., Dallas, Tex.
March
1958, Southern Medical Journal, Vol.51
Literatur Review
Pasien
dengan kanker metastasis pada tulang sudah cukup banyak ditemukan, kanker ini
membutuhkan terapi yang sesuai dan perlu adanya investigasi lebih lanjut,
sehingga terapi yang baik dapat diberikan kepada pasien. Kanker payudara
merupakan kanker yang cukup menarik untuk dipelajari, dimana studi menyatakan
bahwa terapi yang sangat sesuai untuk kanker ini ialah terapi radiasi dengan
dosis radiasi yang sesuai tentunya.
Studi
literature tentang kanker payudara ini menunjukkan adanya kegagalan besar dalam
mengupayakan terapi yang tepat untuk kanker stadium III dan IV serta
untukkanker yag metastatis. Borak dan kawan-kawan telah melakukan review
tentang penyakit ini dan didapatkan bahwa kebanyakan pasien hanya dapat
bertahan sekitar 5 tahun setelah terapi.
Sampai
saat ini terdapat beberapa terapi yang digunakan yaitu kemoterapi dan terapi
radiasi. Kemoterapi ditemukan oleh George Thoms Beatson pada tahun 1896, ia
focus pada pasien yang sudh lanjut usia dan termasuk akut. Terapi radiasi mulai
digunakan pada tahun 1910 dan 1920. Saat ini operasi mulai ditinggalkan karena
efek yang kurang memuaskan, dan ditemukan bahwa terapi terefektif ialah terapi
radiasi.
Estrogen
telah digunakan untuk terapi kanker dengan metastasis tulang dan biasanya
digunakan pada pasien pascamenopouse, ini merujuk pada TTCAMA. Tetapi Gutler
dan kawan-kawan tidak menemukan hasil yang baik, dimana pada 20 pasien kanker
payudara, hanya 7 pasien yang memberikan hasil yang baik menggunakan terapi
estrogen. Taylor dan kawan-kawan melaporkan bahwa terapi androgenic pada kanker
metastasis cukup baik, tetapi hanya sementara. Dapat disimpulkan bahwa sterogen
dan andrigenic kurang efektif pada pasien di atas 60 tahun.
TTCAMA
(1919-1952) menyarakan terapi testosterone digunakan untuk pasien kanker
metastasis tulang di segala umur. Mereka mendapatkan hasil yang cukup baik
dalam penggunaan terapi ini. Durasi terapi yang digunakan ialah 300 mg testosterone
perminggu, dan didapatkan hasil yang baik kurang dari 1 bulan dan efektif
sampai 9 bulan. Winkle melaporkan bahwa dari 77 kasus kanker payudara dengan
metastasis tulang yang mendapat terapi ini menunjukan 45% dengan respon baik
dan 13% yang perlu ditingkatkan.
Elvin
melaporkan beberapa kasus kanker payudara yang diterapi menggunakan kombinasi adrenalektomi
bilateral, terdapay 44 pasien dengan kanker metastasis. Dari angka tersebut, 9
pasien meninggal pasca operasi, 19 tidak menunjukkan penyebaran lebih lanjut,
dan 8 terjadi penyebaran. bantuan dari simposium berlangsung mulai dari 6 bulan
pada kebanyakan kasus, 8 bulan pada satu kasus, dan 2 tahun pada kasus lainnya.
Hal ini harus disertai control medis yang baik.
Friedell
dan Storaast melaporkan tentang penggunaan radioaktif fospor untuk terapi
kanker payudara dengan metastasis. Hasilnya menunjukan bahwa terapi ini baik
untuk tulang yang terinfeksi kanker, dan tidak memerlukan terapi lainnya.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa terapi kanker cukup efektif digunakan guna
mengurangi rasa sakit pasien dan guna meningkatkan kualitas hidup pasien.
Metode Terapi Paliatif
Beberapa
metode yang dapat digunakan untuk terapi pasien kanker metastasis tulang yang
disebabkan kanker payudara dan prostat, diantaranya ialah terapi radiasi
eksternal, kemoterapi, kastrasi, adrenalektomi, hipofisektomi, kartikosteroid,
atau kombinasi dari beberapanya. Prosedur terapi radioaktif ini cukup efektif
dilakukan pada pasien, tetapi tujuan dari terapi bukanlah curative melainkan
paliatif, karena meskipun terapi ini efektif, terdapat beberapa bagian dari
jaringan lunak yang tidak terpengaruh oleh terapi ini.
Forssberg
dan kawan-kawan melaporkan bahwa penggunaan radioaktif fospor untuk terapi
kanker ini, ditemukan bahwa peningkatan fosfor harian yang lebih kecil
dibandingkan jumlah yang diserap dalam tumor lebih besar dan dengan demikian
memberikan efek yang tidak diinginkan yang kurang umum dari penyerapan fosfor.
Dalam
jurnal ini dianjurkan penggunaan testosterone sebelum dan selama terapi
menggunakan radioaktif fosfor, karena hal itu dapat menyebabkan peningkatan
penyerapan zat radioaktif. Mekanisme eksak dari aktivitas ini tidak dapat
diketahui, sehingga diperlukan investigasi lebih lanjut. Salah satu cara
mengetahui mekanisme radioaktif dalam tubuh ialah dengan scanning. Contoh dari
scanning tulang dapat dilihat pada gambar berikut:
Dalam
penggunaan testosterone pada terapi ini, diberikan 100 mg sespensi
testosterone. Secara tremuskular, setiap hari selama 5 hari sebelum fosfor
radioaktif dimulai dan dilanjutkan penggunaannya setiap hari selama periode
pemberian fosfor. Setelah 5 hari dari pemberian testosterone, diberikan 1500
microcurie fosfor secara intravena. Dosis ini diberikan secara berkelanjutan
sampai total dosis 7500-20000 micricurrie. Selama terapi ini dilakukan
penhitungan darah 2 kali seminggu dengan interval 8 minggu kemudian. Dalam
proses ini jarang ditemukan keluhan, biasanya pasien hanya meminta suplemen
liver dan vitamin, itu semua diberikan 2 bulan setelah terapi dilakukan.
Dengan
menggunakan metode ini, dari 137 kasus, 129 kasus dinyatakan berhasil dan
memberikan respon yang baik terhadap terapi menggunakan metode ini. Metode ini
dapat diterapkan pada ppasien dengan diagnose yang telah dijelaskan sebelumnya,
akan tetapi dosis yang diberikan kepada 1 pasien belum tentu sama dengan pasien
yang lain, hal ini terjadi karena
metabolisme tubuh pasien yang berbeda-beda, sehingga harus disesuaikan dengan
kebutuhan pasien. Berikut hasil snanning tulang menggunakan metode ini yang
memberikan hasil yang baik.
Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas mengenai terapi kanker metastasis tulang pada kanker
payudara dan prostat menggunkan metode di atas dapat diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya ialah:
1. Terapi
ini menghilangkan penggunaan terapi hormon yang berkepanjangan meminimalkan
efek hormon yang tidak diinginkan.
2. Terapi
ini mengurangi rasa sakit, mengurangi atau menghilangkan terapi obat narkotika
berkepanjangan dengan masalah yang ditimbulkan.
3. Terapi
ini menghilangkan resiko penyakit radiasi.
4. Terapi
ini mengurangi waktu perawatan dan kunjungan pasien ke dokter.
5. Terapi
ini menawarkan biaya minimal untuk pasien.
6. Terapi
ini memberikan kenyamanan maksimal dengan kemungkinan perubahan reparatif
spektakuler pada tulang untuk jangka waktu yang lama bahkan di area yang
melibatkan secara luas.
7. Terapi
ini menyediakan prosedur yang relatif aman tanpa komplikasi lebih dari yang
ditemukan dalam metode lain yang digunakan untuk mengobati penyakit ganas
lanjut.
8. Terapi
ini memberikan metode pengobatan yang sederhana namun efektif dengan
ketidakmampuan pasien yang jauh lebih sedikit.
9. Terapi
ini menawarkan kemungkinan pengulangan pengobatan setelah tiga bulan jika
diindikasikan.
Komentar
Posting Komentar