UTS BKM_PRINSIP DAN STRUKTUR PROTEIN
Peran dan aktivitas protein diantaranya adalah sebagai katalisis
enzimatik, transpor dan penyimpanan, koordinasi gerak, penunjang mekanis,
proteksi imun, membang-kitkan dan menghantar impuls saraf, serta pengaturan
pertumbuhan dan diferensiasi. Untuk dapat melakukan fungsi biologis, protein
melipat ke dalam satu atau lebih konformasi spasial yang spesifik, didorong
oleh sejumlah interaksi non-kovalen seperti ikatan hidrogen, interaksi ionik,
gaya van der Waals, dan sistem kemasan hidrofobik.
Protein diklasifikasikan berdasarkan ukuran fisik mereka sebagai
nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein dapat mengalami perubahan struktural
reversibel dalam menjalankan fungsi biologisnya. Struktur alternatif protein
yang sama disebut sebagai konformasi. Di samping digunakan untuk pembentukan
sel-sel tubuh. Protein juga digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita
kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat
dalam protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%,
nitrogen 16%, belerang 0,3%, dan fosfor 0,3%.
1.1.Primer, sekunder, tersier dan organisasi kuarter.
Struktur primer adalah urutan asam amino. Struktur sekunder
berhubungan dengan pengaturan kedudukan ruang residu asam amino yang berdekatan
dalam urutan linier. Struktur tersier menggambarkan pengaturan ruang residu
asam amino yang berjauhan dalam urutan linier dan pola ikatan-ikatan sulfida.
Di samping itu dikenal juga adanya struktur kuarterner dan struktur
supersekunder.
1.1.1. Struktur primer
Susunan
linier asam amino dalam protein merupakan struktur primer. Susunan tersebut
merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat dasar dari
berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan
tersier.
1.1.2. Struktur sekunder
Bentuk-bentuk yang dihasilkan oleh
kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein dapat berbentuk
spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini dinamakan struktur sekunder. Dalam kenyataannya
struktur protein biasanya merupakan polipeptida yang terlipat-lipat dalam
bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling
berdekatan.
1.1.3. Struktur tersier
Struktur
tersier menggambarkan pengaturan ruang residu asam amino yang berjauhan dalam
urutan linier dan pola ikatan-ikatan disulfida. Kebanyakan protein mempunyai
beberapa macam struktur sekunder yang berbeda. Jika digabungkan, secara
keseluruhan membentuk struktur tersier protein.
1.2.Plot Ramachandran.
Plot Ramachandran digunakan untuk memvisualisasikan koordinat tiga
dimensi protein yang telah ditentukan melalui eksperimen ke dalam koordinat
internal. Koordinat internal terdiri dari sudut dihedral Φ (phi) sebagai sumbu
x dan sudut ψ (psi) sebagai sumbu y residu asam amino dari struktur protein.
Plot ini memperlihatkan konformasi yang mungkin dari sudut Φ dan ψ untuk
polipeptida.
Secara matematis, plot Ramachandran adalah visualisasi
dari sebuah fungsi. Daerah dari fungsi ini adalah torus. Sudut Φ merupakan
sudut dihedral sepanjang ikatan N-Cα, sedangkan sudut ψ merupakan sudut
dihedral sepanjang ikatan Cα-C. Setiap residu asam amino mempunyai satu sudut Φ
dan sudut ψ. Oleh karena itu setiap residu dapat digambarkan sebagai satu plot.
Plot-plot yang menggambarkan residu asam amino pada struktur
protein disebut plot Ramachandran. Plot Ramachandran terdiri dari empat kuadran
dan empat daerah. Keempat daerah itu antara lain most favoured
regions, additional allowed regions, generously allowed regions,
dan disallowed regions. Pada plot Ramachandran, klaster yang terbentuk
dari beberapa residu menunjukkan struktur sekunder yang terbentuk.
Melalui plot Ramachandran dapat diketahui suatu struktur protein
mempunyai kualitas yang baik atau tidak. Caranya dengan melihat plot residu non
glisin yang terletak pada wilayah sudut dihedral yang dilarang (disallowed
regions). Glisin tidak mempunyai rantai samping sehingga sudut Φ dan ψ nya
dapat berada pada empat kuadran dari plot Ramachandran. Suatu struktur protein
dinyatakan baik jika jumlah plot residu yang terdapat pada most favoured
regions lebih dari 90% dan R-factor tidak lebih dari 20%.
1.3.Organisasi dari protein membran.
Protein
membran adalah protein yang berinteraksi dengan, atau bagian dari membran
biologis. Protein membran ini memuat protein membran integral yang tertahan
secara permanen atau bagian dari membran dan protein membran periferal yang
hanya sementara menempel pada lipid dwilapis atau pada protein integral
lainnya. Protein membran integral terbagi menjadi protein transmembran yang
membentang melintasi membran dan protein monotopik integral yang hanya menempel
pada satu sisi membran. Protein membran merupakan jenis protein umum bersama
dengan protein globular terlarut, protein menyerabut, dan protein takteratur.
Protein membran menjadi target lebih dari 50% obat medis modern. Diperkirakan
bahwa 20–30% gen pada keseluruhan genom menyandikan protein membran.
Sebagian besar protein merupakan protein membran. Sebagai contoh, sekitar 1000 dari sekitar 4200 protein E. coli merupakan protein membran. Lokalisasi protein membran telah dikonfirmasi lebih dari 600 protein secara eksperimen. Lokalisasi proteins pada membran dapat diprediksi dengan tepercaya menggunakan analisis hidrofobisitas sekuens protein, misalnya lokalisasi sekuens asam amino hidrofobik.
Protein membran menampilkan berbagai fungsi vital untuk kesintasan organisme:
- Protein reseptor membran merelai sinyal antara internal sel dan lingkungan eksternal.
- Protein transpor memindahkan molekul dan ion melintasi membran. Protein ini dikategorikan berdasarkan Basis Data Klasifikasi Pengangkut.
- Enzim membran mungkin memiliki banyak aktivitas, seperti oksidoreduktase, transferase, dan hidrolase.
- Molekul adhesi sel memungkinkan sel untuk mengidentifikasi satu sama lain dan berinteraksi. Sebagai contoh, protein yang terlibat dalam respons imun.
1.3.1. Protein membran integral
Protein
membran integral menempel secara permanen pada membran. Protein ini dapat
dipisahkan dari membran biologis hanya dengan menggunakan detergen, pelarut
nonpolar, atau terkadang agen pendenaturasi. Satu contoh jenis protein ini yang
saat ini belum dikarakteristikkan secara fungsional adalah SMIM23. Protein ini
dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan lipid dwilapis:
·
Protein politopik integral, juga dikenal
sebagai "protein transmembran", adalah protein membran integral yang
membentang melintasi membran setidaknya satu kali. Protein ini mungkin memiliki
topologi transmembran berbeda. Protein ini memiliki satu dari dua struktur arsitektur:
o
protein berkas heliks, terdapat pada semua
jenis membran biologis;
o
protein tabung beta, yang hanya ditemukan
pada membran luar bakteri Gram-negatif, serta membran luar mitokondria dan
kloroplas.
·
Protein monotopik integral adalah protein
membran integral yang hanya menempel pada satu sisi membran dan tidak
membentang hingga melintasi membran.
1.3.2. Protein membran periferal
Protein
membran periferal adalah protein yang sementara menempel pada lipid dwilapis
atau pada protein integral oleh kombinasi interaksi hidrofobik, elektrostatik,
dan interaksi nonkovalen lainnya. Protein periferal berdisosiasi mengikuti
perlakuan dengan reagen polar, seperti larutan dengan pH dinaikkan atau
konsentrasi garam tinggi.
Protein
integral dan periferal mungkin mengalami modifikasi pasca-translasi, dengan
penambahan rantai asam lemak, prenil, atau GPI (glikosilfosfatidilinositol)
yang mungkin tertahan pada lipid dwilapis. secA merupakan protein membran
terkenal yang telah divisualisasi pada tingkat molekul tunggal yang mengikat
dan melepas translokon, protein membran integral.
1.3.3. Toksin polipeptida
Toksin
polipeptida dan banyak peptida antibakterial, seperti kolisin dan hemolisin,
serta berbagai protein yang terlibat dalam apoptosis, terkadang dipertimbangkan
pada kategori terpisah. Protein ini larut dalam air, tetapi dapat beragregasi
dan berasosiasi secara takreversibel dengan lipid dwilapis dan menjadi
berasosiasi dengan membran secara reversibel maupun takreversibel.
1.4.Plot hidrofobik
Hidrofobisitas
didefinisikan sebagai perubahan energi bebas untuk transfer asam amino dari
pelarut apolar seperti n-oktanol ke air telah digunakan, secara umum, untuk
menggambarkan segmen protein yang mengandung residu asam amino non-polar yang
kompatibel untuk interaksi dengan lapisan ganda lipid. Hidrofobisitas pada
dasarnya adalah ukuran tingkat afinitas antara air dan rantai samping asam
amino.
Asam amino
dengan rantai samping non-polar memiliki hidrofobisitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan asam amino dengan rantai samping polar atau bermuatan.
Untuk memperkirakan hidrofobisitas segmen protein, hidrofobisitas asam amino
individu dirata-ratakan, dengan asumsi bahwa transfer gugus kimia dari pelarut
apolar tidak bergantung pada molekul yang lebih besar yang mengikat gugus
tersebut.
1.5.Asam nukleat: aliran informasi dalam sel
Asam nukleat
adalah makromolekul pertama yang berhasil diisolasi dari dalam inti sel. Asam
nukleat berbentuk rantai linier yang merupakan gabungan monomer nukleotida
sebagai unit pembangunnya. Molekul ini menyimpan informasi pertumbuhan sel dan
reproduksi. Asam nukleat dalam sel terdiri dari DNA (DeoxyriboNucleic Acid) dan
RNA (RiboNucleic Acid). Kedua jenis asam nukleat ini memiliki perbedaan basa
purin yang merupakan molekul penyusunnya. Untuk RNA disusun oleh gula D-ribosa
dan basa urasil. Sedangkan untuk DNA disusun oleh gula 2-deoksi-D-ribosa yaitu
gula D-ribosa yang kehilangan gugus OH pada atom C nomor 2 dan basa timin.
Jenis-jenis asam nukleat
·
Asam deoksiribonukleat adalah asam nukleat
yang di dalamnya terdapat instruksi genetik yang dimanfaatkan dalam
pengembangan fungsi dari semua organisme hidup.
·
Asam ribonukleat atau disingkat RNA ini
memikiki tugas sebagai pengkonversi informasi genetik yang berasal dari gen
menuju sekuens asam amino yang berasal dari protein.
Fungsi Asam Nukleat
- Sebagai penyimpanan dan mentransfer informasi genetik.
- Menyimpan informasi genetik dan mengarahkan sintesis genetik baru.
- Menyimpan informasi genetik dan dalam sel.
- Mengontrol sintesis RNA di dalam sel dan dilakukan oleh DNA.
- entransmisikan informasi genetik dari DNA ke pembentukan protein sel.
- Mengarahkan produksi protein baru dengan mengirimkan informasi genetik pada struktur bangunan protein.
Komentar
Posting Komentar