UTS BKM_INTERAKSI ELEKTROSTATIK DALAM BIOLOGI
INTERAKSI ELEKTROSTATIK DALAM BIOLOGI
1.
Persamaan
Poisson – Boltzmann
Persamaan Poisson – Boltzmann adalah persamaan yang berguna dalam
banyak pengaturan, baik untuk dipahami antarmuka fisiologis, ilmu polimer,
interaksi elektron di a semikonduktor, atau lebih. Persamaan ini bertujuan untuk mendeskripsikan sebaran
potensial listrik dalam larutan searah normal ke permukaan bermuatan.
Distribusi ini penting untuk menentukan bagaimana interaksi elektrostatis akan
mempengaruhi molekul dalam larutan.
Persamaan Poisson – Boltzmann dapat memiliki banyak bentuk dalam
berbagai bidang ilmiah. Dalam biofisika dan aplikasi kimia permukaan tertentu,
ini dikenal dengan persamaan Poisson – Boltzmann. Itu juga dikenal di
elektrokimia sebagai teori Gouy-Chapman; dalam kimia larutan sebagai Teori
Debye – Huckel; di kimia koloid sebagai Teori Derjaguin – Landau – Verwey –
Overbeek (DLVO). Hanya modifikasi kecil yang diperlukan untuk menerapkan
persamaan Poisson-Boltzmann ke berbagai model antarmuka, menjadikannya alat
yang sangat berguna dalam menentukan potensial elektrostatis pada permukaan.
Aplikasi umum:
·
Aplikasi
fisiologis
Persamaan Poisson – Boltzmann dapat diterapkan pada sistem
biomolekuler seperti pengikatan elektrolit menjadi biomolekul dalam suatu
larutan, menghitung potensial elektrostatis dan energi bebas dari molekul
bermuatan tinggi, penentuan profil potensial listrik pada titik-titik yang
tegak lurus dengan lapisan ganda fosfolipid dari sebuah eritrosit.
·
Energi
bebas elektrostatis
Persamaan Poisson – Boltzmann juga dapat digunakan untuk menghitung energi bebas elektrostatis. Persamaan ini dapat bertindak sebagai model geometri sederhana untuk sistem biologi seperti protein, asam nukleat, dan membran.[13] Ini melibatkan persamaan yang diselesaikan dengan kondisi batas sederhana seperti potensial permukaan konstan. Perkiraan ini berguna dalam bidang seperti kimia koloid.
·
Ilmu
material
Solusi analitis persamaan Poisson-Boltzmann dapat digunakan untuk
menggambarkan interaksi elektron-elektron dalam isolator logam semikonduktor.
Ini dapat digunakan untuk menggambarkan ketergantungan waktu dan posisi sistem
disipatif seperti sistem mesoskopik. sistem disipatif adalah termodinamika
Sistem terbuka yang beroperasi dari, dan seringkali jauh dari, kesetimbangan
termodinamika di lingkungan tempat ia bertukar energi dan masalah. Tornado
dapat dianggap sebagai sistem disipatif. Berbeda dengan sistem disipatif sistem
konservatif.
2.
Koefisien
Aktivitas Ion
Koefisien aktivitas merupakan fungsi konsentrasi karena interaksi
antar ionik meningkat seiring meningkatnya konsentrasi elektrolit atau
konsentrasi ion. Kekuatan ionik larutan adalah ukuran konsentrasi ion dalam
larutan itu. Senyawa ion, bila dilarutkan dalam air, terdisosiasi menjadi ion.
Konsentrasi elektrolit total larutan akan mempengaruhi sifat penting seperti
disosiasi atau kelarutan garam yang berbeda. Salah satu karakteristik utama
dari larutan yang mempunyai ion terlarut adalah kekuatan ion. Kekuatan ion
dapat dinyatakan dengan satuan molar (mol/L) sering disebut kekuatan ionik
molar atau dengan satuan molal (mol/kg.air) sering disebut kekuatan ionik
molal.
3.
Ionisasi
Protein
Ionisasi protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang
mempunyai muatan positi dan negative. Suasana asam molekul protein akan
membentuk ion positif. Sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif.
Protein mempunyai muatan positif dan negative
yang sama pada titik isoelestrik,
sehingga tidak bergerak ke arah
elektroda positf maupun negatif apabila
ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut. Protein bermuatan negative pada pH
di atas titik isoelektrik. sedangkan dibawah titik isoelektrik protein
bermuatan positif.
Asam amino jika dilarutkan dalam air dapat membentuk ion dengan dua
kutub polar (dipolar) yang sering dinamakan dengan zwitterion. Dalam bahasa
Jerman, zwitterion memiliki arti ion hibrit. Zwitterion dapat berfungsi sebagai
asam (donor proton) dan juga basa (akseptor proton). Oleh karena sifatnya yang
dipolar dan dapat berfungsi sebagai asam dan basa, asam amino sering disebut
sebagai amfoter atau amfolit (amfoter elektrolit). Ion amonium ( -NH3+)
berfungsi sebagai asam dan ion karboksilat ( - COO-)berfungsi sebagai basa.
4.
Teori
Gouy-Chapman
Model Gouy – Chapman menjelaskan kapasitansikualitas -seperti
lapisan ganda listrik. Kasus planar sederhana dengan permukaan bermuatan
negatif dapat dilihat pada gambar. Seperti yang diharapkan, konsentrasi
ion-lawan lebih tinggi di dekat permukaan daripada di larutan massal.
Teori Gouy-Chapman menjelaskan permukaan bermuatan kaku, dengan
awan ion bermuatan berlawanan dalam larutan, konsentrasi ion bermuatan
berlawanan menurun dengan jarak dari permukaan. Inilah yang disebut lapisan
ganda difus. Energi kinetik dari ion lawan akan, sebagian, mempengaruhi
ketebalan lapisan ganda difus yang dihasilkan. Gouy dan, secara independen,
Chapman mengembangkan teori yang disebut lapisan ganda difus ini di mana
perubahan konsentrasi ion lawan di dekat permukaan bermuatan mengikuti
distribusi Boltzman.
5.
Muatan
Permukan Membran
Membran sel terdiri dari dua lapisan lipid amfipatik, dengan kepala
hidrofiliknya polar (afinitas terhadap air) berorientasi masuk dan keluar dari
sel, menjaga bagian hidrofobiknya (yang menolak air) saat kontak, terutama
kolesterol, tetapi juga fosfogliserida dan sphingolipid. Muatan-muatan yang ada
dipermukaan membrane yaitu
·
Muatan
listrik
Muatan listrik negatif terdapat di permukaan dalam membrane,
Sedangkan Muatan listrik Positif
terdapat di permukaan luar membran.
·
Potensial
Listrik
Di permukaan (atau membran) setiap neuron, terdapat beda potensial
listrik (voltase) akibat muatan negatif neto di permukaan dalam membran dan
muatan positif neto di permukaan luar. Muatan neto adalah hasil dari interaksi
rumit antara ion-ion negatif dan positif.
6.
Struktur
Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi. Rumus kimianya adalah H2O, yang setiap
molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom hidrogen yang dihubungkan oleh
ikatan kovalen. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0
°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula,
asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak
umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara
hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang
mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen
sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang
mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua
elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada
temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen
membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat
elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat
daripada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif
pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya
muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen
dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol
ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk
dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik
ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan
banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan
padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan)
dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
·
Elektrolisis
Air
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan
mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode,
dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas
H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua molekul air lain
terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan
elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk
kembali beberapa molekul air.
·
Kelarutan
(Solvasi)
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
·
Kohesi
dan Adhesi
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air
memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat
pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan
parsial positif (σ+) dekat atom hidrogen. Dalam air hal ini terjadi karena atom
oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti,
ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan tarik" pada
elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik
elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif
elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen
bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.
Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami
ke-polar-annya.
·
Tegangan
Permukaan
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh
kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat
sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi
atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah
tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat
halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik
molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya
kohesi antar molekul air.
Komentar
Posting Komentar